Berpotensi Jadi Nomor Satu Dunia, Kementan Genjot Ekspor Arang Kelapa

Berpotensi Jadi Nomor Satu Dunia, Kementan Genjot Ekspor Arang Kelapa

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono mengatakan, Indonesia berpotensi jadi nomer satu dunia sebagai produsen kelapa, terutama produk turunannya. Potensi itu mesti dimanfaatkan, keliru satunya bersama dengan memperkuat hilirisasi produk turunan kelapa yang bisa memberi nilai malah langsung ke petani dan memperluas akses pasarnya.

Untuk itu, imbuh Kasdi, Kementan senantiasa terus-menerus menggenjot memproduksi dan ekspor produk turunan kelapa, terutama arang kelapa (coconut charcoal), meski dunia sedang dilanda pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). “Coconut charcoal banyak dimanfaatkan. Selain untuk bahan obat dan farmasi, termasuk sebagai bahan bakar rokok Arab di Timur Tengah,” ujar dia dalam info tertulis, Jumat (10/4/2020).

Baca juga: Kementan Gratiskan Ongkir Pembelian Bahan Pokok di TTIC, Warga Antusias Selain itu, ujar Kasdi, komoditas perkebunan itu termasuk digunakan sebagai bahan bakar barbeque (BBQ) di kawasan Eropa. Berdasarkan knowledge Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2019, ekspor arang kelapa Indonesia mencapai 188.050 ton bersama dengan nilai ekspor mencapai 145,09 juta dollar AS. “Produk arang kelapa Indonesia paling banyak diekspor ke negara China, Brazil, Jerman, Lebanon, Malaysia, Belanda, Rusia, Arab Saudi, Sri Lanka, dan Vietnam Chalabi Group Indonesia ,”

imbuh Kasdi. Prospek cerah produk kelapa Kebutuhan arang kelapa atau brisket menurut Dirjen Perkebunan Kementan termasuk terlampau prospektif dan berpotensi bisa memperluas pasar. “Sampai pas ini, produk briket dunia terutama untuk BBQ tetap dikuasai arang kayu. Negara-negara maju sebagai kastemer terbesar produk ini sadar betul berapa besar kerusakan hutan atau pohon yang ditebang untuk kepentingan arang briket,” jelasnya. Oleh karena itu, imbuh Kasdi, ke depan arang kelapa terlampau berpotensi jadi produk substitusi arang kayu karena tidak merusak alam, sehingga ramah lingkungan.

Menurut dia, mesti termasuk perluasan akses pasar untuk ekspor arang kelapa dan produk turunan kelapa lain bersama dengan nilai malah yang tinggi, namun belum banyak dikembangkan di Indonesia. Baca juga: Kementan Jaga Harga Beras pas Panen Raya Melalui Kostraling Produk tersebut, layaknya minyak kelapa murni (VCO), dessicated coconut, sabut kelapa, asap cair, isotonic water, minyak kelapa mentah (CCO), dan minyak goreng kelapa. Hal itu karena sepanjang ini Indonesia lebih banyak mengekspor kelapa mentah atau produk setengah jadi, layaknya kopra bersama dengan proses nilai malah dilaksanakan negara lain. Sementara itu, keliru satu

pelaku usaha atau industri pengolahan arang kelapa PT Tom Cococha Indonesia yang berlokasi di Tujurhalang, Bogor, pada bulan Maret sampai April 2020 senantiasa berproduksi untuk memenuhi permohonan pasar Eropa dan Timur Tengah. Direktur Utama PT Tom Cococha Indonesia Asep Jembar Mulyana mengatakan, pas ini pasokan bahan baku tetap lancar dan lebih dari satu besar didapat berasal dari petani kelapa di daerah Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19 buy charcoal ,

Ekspor Kelapa Parut RI Terus Meningkat “Bahan baku konsisten dikirim bersama dengan kuantitas 2-3 truk per hari untuk memenuhi order ekspor lebih dari satu bulan kedepan. Sejauh ini volume ekspor mencapai 500 ton per bulan dan bakal ditingkatkan jadi 1.000 ton per bulan,” kata dia. Asep melanjutkan, pada 6 April 2020, dilaksanakan stuffing container ekspor ke Belgia bersama dengan volume 18 ton. Pada 7 April 2020 juga, dilaksanakan stuffing untuk pasar ekspor Irak dan sejumlah negara di Eropa bersama dengan volume 45 ton. “Sedangkan pada tanggal 8 April 2020 dilaksanakan stuffing container ekspor ke Valencia, Spanyol sebesar 18 ton,” sambung dia.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *